SOP dan Kerangka Standard pada Pengelolaan TI
SOP
SOP atau standard operating
procedure merupakan prosedur yang spesifik pada operasi bisnis tertentu
yang menggambarkan aktivitas yang harus dilakukan karyawan untuk menyelesaikan
tugas, terkait dengan aturan industry tertentu, kesesuaian dengan aturan hukum,
atau standar eksekusi bisnis. Semua dokumen yang memuat instruksi “how to”
dapat dikategorikan sebagai SOP.
SOP juga merupakan sokumen yang
memuat instruksi tertulis yang dibakukan tentang proses oenyelenggaraan
administarsi, memuat cara melakukan pekerjaan, waktu, tempat dan aktpr yang
berperan, atau merupakan pedoman atau acuan pelaksanaan sesuai dengan fungsi dan
alat penilaian kinerja suatu Lembaga, berdasarkan indicator teknis, administrative
dan procedural.
Proses utama penyusunan SOP terdiri atas tiga
kegiatan utama yaitu:
· Requirement
discovery yang memuat
identifikasi masalah dan pemecahannya
· Data modeling
yaitu teknik mendokumentasikan data
· Process modeling,
berupa teknik organisasi dan dokumentasi struktur dan data pada seluruh proses,
kebijakan dan prosedur yang akan diimplementasikan
Saat ini, pengelolaan teknologi informasi (TI) di suatu organisasi tidak
dapat dilakukan secara sembarangan. Besarnya investasi organisasi pada TI
menuntut organisasi untuk mengelola TI dengan lebih bijak dan teliti. Terkait
dengan pengelolaan TI, terdapat banyak standard dan best practice yang sudah banyak diadopsi dan diterapkan oleh
industri. Beberapa kerangka dan pedoman standard pada pengelolaan TI ini antara
lain adalah COBIT, ITIL,
ISO/IEC 38500, ISO/IEC , CMMI, Balanced
Scorecard, dan Six Sigma.
Masing-masing standard, pedoman, maupun kerangka kerja tersebut memiliki
cakupan dan persepsi yang berbeda-beda.
1.
COBIT
Control
Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat pedoman umum (best
practice) untuk manajemen TI.
COBIT
memiliki 4 cakupan domain dan memiliki 34 proses dan mencakup 137 control
objectives yang dikategorikan ke dalam 4 domain:
1.
Prencanaan
dan organisasi
2.
Pengadaan
dan implementasi
3.
Layanan
dan dukungan
4.
Pengawasan
dan evaluasi
COBIT memiliki model kematangan (maturnity
model) untuk mengontrol proses-proses TI, dengan menggunakan metode penilaian,
sehingga suatu organisasi dapat menilai proses-proses TI yang dimilikinya mulai
dari skala non-existent sampai dengan optimizes (dari 0-5).
Maturnity model ini akan memetakan:
1. Current status daru organisasi,
untuk melihat posisi organisasi saat ini.
2. Current status dari kebanyakan industry
saat ini, sebagai perbandingan.
3. Current status dari standar
internasional, sebagai perbandingan tambahan.
4. Strategi organisasi dalam rangka
perbaikan, level yang ingin dicapai oleh organisasi.
2. ITIL
ITIL
atau Information Technology Infrastructure Library adalah siatu rangkaian konsep dan Teknik oengelolaan
infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi(TI). OGC menerbitkan versi ketiga ITIL yang
intinya terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus
hidup layanan yang disediakan oleh teknologi informasi. Kelima bagian tersebut
adalah:
1. Service Strategy
2. Service Design
3. Service Transition
4. Service Operation
5. Continual Service Improvement
3. ISO
ISO/IEC 17799 dikembangkan oleh The International
Organization for Standardization (ISO) dan The International Electrotechnical
Commission (IEC). ISO/IEC 1799 bertujuan memperkuat 3 elemen dasar keamanan
informasi, yaitu
(1)
Confidentiality, memastikan bahwa informasi
hanya dapat diakses oleh yang berhak;
(2)
Integrity, menjaga akurasi dan selesainya
informasi dan metode pemrosesan;
(3)
Availability, memastikan bahwa user yang
terotorisasi mendapatkan akses kepada informasi dan aset yang terhubung
dengannya ketika memerlukannya.
ISO/IEC 17799 terdiri dari 10 domain, yaitu
(1)
Security policy, memberikan panduan dan masukan
pengelolaan dalam meningkatkan keamanan informasi;
(2)
Organizational security, memfasilitasi
pengelolaan keamanan informasi dalam organisasi;
(3)
Asset classification and control, melakukan
inventarisasi aset dan melindungi aset tersebut dengan efektif;
(4)
Personnel security, meminimalisasi resiko human
error, pencurian, pemalsuan atau penggunaan peralatan yang tidak selayaknya;
(5)
Physical and environmental security,
menghindarkan violation, deterioration atau disruption dari data yang dimiliki;
(6)
Communications and operations management,
memastikan penggunaan yang baik dan selayaknya dari alatalat pemroses
informasi;
(7)
Access control, mengontrol akses informasi;
(8)
Systems development and maintenance, memastikan
bahwa keamanan telah terintegrasi dalam sistem informasi yang ada;
(9)
Business continuity management, meminimalkan
dampak dari terhentinya proses bisnis dan melindungi proses-proses perusahaan
yang mendasar dari kegagalan dan kerusakan yang besar; serta
(10) Compliance,
menghindarkan terjadinya tindakan pelanggaran atas hukum, kesepakatan atau
kontrak, dan kebutuhan keamanan.
Tugas Manajemen Layanan Sistem Informasi
Arisky Sistita Berliana | 2KA16 | 11119043
Comments
Post a Comment