Manusia dan Tanggung Jawab, Kegelisahan, Harapan.
Manusia dan Tanggung Jawab
Manusia dan tanggung jawab itu pada dasarnya berada dalam
satu naungan atau berdampingan. Tanggung Jawab merupakan suatu kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatannya baik disengaja maupun tidak
disengaja. Tanggung Jawab juga berati berbuat sebagai wujudan atas
perbuatannya. Setiap manusia memiliki tanggung jawab masing-masing. Diantaranya
tanggung jawab seorang pelajar atau mahasiswa akan belajar, tanggung jawab
seorang dosen kepada mahasiswa atau mahasiswinya, tanggung jawab seorang
presiden kepada negara dan rakyatnya, tanggung jawab seorang ayah kepada istri
dan anak-anaknya, dan tanggung jawab manusia kepada Tuhan yang telah
Menciptakan kita. Selain tanggung jawab, dalam diri manusia juga terdapat
pengabdian. Pengabdian dapat diartikan sebagai pilihan hidup seseorang apakah
ingin mengabdi kepada orangtua, kepada agama dan Tuhan ataupun kepada bangsa
dan negara dimana pengabdian akan mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban
untuk melakukannya yang biasanya akan dihargai dan tergantung dari apa yang
diabdikannya. Sebagai contoh, bila orang tua mengabdi untuk mengasuh
anak-anaknya berkemungkinan besar nanti anak-anaknya akan berbakti juga kepada
kedua orangtuanya, biarawan/wati yang mengabdi kepada agama dan Tuhannya
nantinya akan dibalas amalannya di surga.
A. PENGERTIAN
MANUSIA
Manusia adalah
makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia memiliki keunikan yang
menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki jiwa yang
rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda dengan
makhluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu,
dan sebagainya.
Pengertian
manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal dari
kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi
atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat
diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah
kelompok (genus) atau seorang individu. Secara biologi, manusia diartikan
sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi.
B. PENGERTIAN
TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab
menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia
adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya
atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab
adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada
hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung jawab.Disebut demikian karena
manusia, selain merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan
makhluk Tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab
mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual
ataupun teologis.
Dalam konteks
sosial manusia merupakan makhluk sosial.Ia tidak dapat hidup sendirian dengan
perangkat nilai-nilai sclera sendiri. Nilai-nilai yang diperankan seseorang
dalam jaminan sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak mengganggu
konsensus nilai yang telah disetujui bersama. Masalah tanggung jawab dalam
konteks individual berkaitan dengan konteks teologis.Manusia sebagai makhluk
individual artinya manusia harus bertanggung jawab terhadap dirinya
(seimbangan jasmani dan rohani) dan harus bertanggung jawab terhadap Tuhannya
(sebagai penciptanya). Tanggung jawab manusia terhadap dirinya akan lebih kuat
intensitasnya apabila ia mentiliki kesadaran yang mendalam. Tanggung jawab
manusia terhadap dirinya juga muncul sebagai akibat keyakinannya terhadap
suatu nilai.
Demikian pula
tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, manusia sadar akan keyakinan dan
ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya agar manusia dijauhkan dari perbuatan keji dan munkar.
Tanggung jawab dalam
konteks pergaulan manusia adalah keberanian.Orang yang bertanggung jawab adalah
orang yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya.
Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, tidak pengecut dan
mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan berusaha
melalui seluruh potensi dirinya. Selain itu juga orang yang bertanggung jawab
adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain.
Tanggung jawab
juga berkaitan dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan
terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan dapat juga
tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung
jawab terhadap kewajibannya. Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Kewajiban
Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap
orang. Contohnya undang-undang larangan membunuh, mencuri yang disampingnya
dapat diadakan hukuman-hukuman.
2. Kewajiban tidak Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua
orang. Tanggung jawab terhadap kewajiban
ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan
dan kebajikan.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh
kebahagiaan, karena orang tersebut dapat
menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya atau
orang lain. Sebaliknya, jika orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi
kesulitan karena ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang
berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang sehubungan dengan
masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa
hormat diri terhadap pertanggungjawaban.
Orang yang bertanggung jawab itu akan mencoba untuk berbuat
adil. Tetapi adakalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap adil karena
runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya dan runtuhnya keimanan terhadap Tuhan.
Orang yang demikian tentu akan mempertanggung jawabkan segala sesuatunya
kepada Tuhan. Karena hanya Tuhan lah yang bisa memberikan hukuman atau cobaan
kepada manusia agar manusia mau mempertanggung jawabkan atas segala
perbuatannya.
C. MACAM-MACAM
TANGGUNG JAWAB
Manusia
itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain.
Untuk itu ia akan menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi
lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia menyadari bahwa ada kekuatan lain
yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu
dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas
dasar ini, dikenal jenis-jenis atau macam-macam dari tanggung jawab.
1. Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri
Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan
tetapi manusia juga seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia
mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun
bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan
orang banyak, bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah
agar maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri
manusia perlu diberi Tanggung Jawab.
2. Tanggung Jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil
ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga
orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib
bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik
keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan, dan kehidupan.
3. Tanggung Jawab kepada masyarakat
Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah
laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah
apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan
kepada masyarakat.
Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati,
memerlukan bantuan orang lain. Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju
ini. Secara langsung maupun tidak langsung manusia membutuhkan hasil karya dan
jasa orang lain untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah
manusia membutuhkan dan kerjasama dengan orang lain.
Kekuatan pada manusia pada hakikatnya tidak terletak pada
kemampuan fisik ataupun kemampuan jiwanya saja, namun juaga terletak pada
kemampuan manusia bekerjasama dengan manusia lain. Karena dengan manusia lain,
mereka dapat menciptakan kebudayaan yang dapat membedakan manusia dengan
makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat dan
harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman sekarang dan akan datang.
Dalam semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup
dan mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak berdiri
sendiri tanpa bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Kenyataan ini
menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan
oleh manusia pada dasarnya berkat bantuan atau kerjasama dengan orang lain
didalam masyarakat. Kesadaran demikian melahirkan kesadaran bahwa setiap
manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang lain dan
masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab manusia yang utama dalam hidup kaitannya
dengan masyarakat.
4. Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual
adalah warga nagara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak,
bertingkah laku manusia terikat olah norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat
oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semau sendiri. Bila perbuatan manusia
itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
5. Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia ada tidak
dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan
Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana pada
dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya.
Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan
berbuat. Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik
yangdisengaja maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung
jawab atas segala perbuatan yang saalah itu atau dengan istilah agama atas
segala dosanya.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai
dengan perintah Tuhan. Apabila tidak bersembahyang, maka manusia itu harus
mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu diakhirat kelak.
Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan.
Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka
segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah
tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang salah dengan
segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan hartanya,
kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari
tanggung jawabnya kepada Tuhan.
D. PENGERTIAN
PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Wujud
dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan
pengorbanan adalah suatu perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu
sendiri.
A. Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran,
pendapat ataupun tenaga sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja,
cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan
ikhlas.
Timbulnya pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung
jawab. Apabila kita bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa tempat untuk
memenuhu kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti mengabdi kepada keluarga,
karena kasih sayang kita pada keluarga. Lain halnya jika keluarga kita membantu
teman, karena ada kessulitan, mungkin sampai berhari-hari ikut menyelesaikannya
sampai tuntas, itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Macam-macam pengabdian :
a.
Pengabdian kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup
berkeluarga ini didasarkan cinta dan kasih sayang. Kasih sayang ini mengandung
pengertian pengabdian dan pengorbanan. Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian.
Bila ada kasih sayang tidak disertai pengabdian. Berarti kasih sayang itu palsu
atau semu. Pengabdian kepada keluarga ini dapat berupa pengabdian kepada istri
dan anak-anak, istri kepada suami dan anak-anaknya, anak-anak kepada orang
tuanya.
b.
Pengabdian kepada masyarakat
Manusia dalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup
tanpa orang lain, karena tiap-tiap orang lain saling membutuhkan. Bila
seseorang yang hidup di masyarakat tidak mau memesyarakatkan diri dan selalu
mengasingkan diri, maka apabila mempunyai kesulitan yang luar biasa, ia akan
ditertawakan oleh masyarakat, cepat atau lambat ia akan menyadai dan menyerah
kepada masyarakat lingkungannya.
Oleh karena itu, demi masyarakat, anggota mayarakat harus
mau mengabdikan diri kepada masyarakat. Ia harus mempunyai rasa tanggung jawab
kepada masyarakat. Oleh karena nama baik tempat ia tinggal, membawa nama
baiknya pula. Bila remaja masyarakat kampungnya terkenal dengan “remaja
berandal” suka berkelahi, mengganggu orang, atau merampas hak orang lain, maka
bagaimanapun juga ia akan merasa malu.
c.
Pengabdian kepada Negara
Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa
atau warga negara suatu negara. Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan
negaranya. Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Tidak ada
arti cinta tanpa pengabdian.
d.
Pengabdian kepada Tuhan
Manusia tidak ada sendirinya, tetapi merupakan makhluk
ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan.
Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan
perwujudan tanggung jawabnya kapada Tuhan Yanag Maha Esa. Selain itu juga
manusia harus menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
B. Pengorbanan
Pengorbanan
berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga
pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian
pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak
mengandung pamrih.
Pengorbanan
dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila
kita membaca tau mendengarkan ceramah di masjid. Dari kisah para tokoh atau
nabi, manusia memperoleh tauladan yang baik, sebagaimana mestinya wajib
berkorban bagi orang yang mampu atau orang memiliki harta yang lebih.
Wajib korban ini
telah dikisah pada jaman Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah SWT untuk
mengorbankan putra tunggalnya yang bernama Ismail. Walaupun Nabi Ibrahim sangat
sayang pada putranya tersebut, akan tetapi perintah Allah SWT untuk
mengorbankan putranya tetap dipatuhi dan dilaksanakan. Allah SWT menguji
kesetiaan dan besarnya pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim sampai hati
melihat pisaunya menancap dan dipotongkan keleher putranya yaitu Ismail, tetapi
ia sudah bertekad setia menjalankan perintah Allah SWT. Kemudian terbukti,
bahwa putranya yang mau dikorbankan kepada Allah SWT sudah berganti biri-biri.
Pengorbanan
yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah SWT lebih tinggi kadarnya
daripada pengorbanan Nabi Ibrahim sekarang yang ditiru oleh umat islam yang
menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun umat islam di wilayah lain dengan
mengorbankan ternak seperti kambing dan sapi untuk keperluan fakir miskin pada
hari raya Idul Qurban atau pada hari raya Idul Adha.
Perbedaan
antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian
tentu ada pengorbanan. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian.
Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga
berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada
perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan dan dilakukan.
Pengabdian
lebih banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih banyak
menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga,
biaya, dan waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, akan tetapi
pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
·
KESIMPULAN
Pada
dasarnya Tanggung Jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah suatu
keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung
resiko atas segala hal yang telah dilakukan atau diperbuat menjadi tanggung
jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, adil,
bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang
bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh potensi
dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau berkorban untuk
kepentingan orang lain ataupun orang banyak.
Orang yang
bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia dapat menunaikan
kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya
sendiri ataupun oleh orang lain/banyak. Sebaliknya orang yang tidak bertanggung
jawab akan menghadapai kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya
dengan baik dan tentunya tidak mengikuti aturan, norma serta nilai-nilai yang
berlaku. Selain itu wujud dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan.
Pengabdian dan pengorbanan adalah suatu perbuatan yang baik untuk kepentingan
manusia itu sendiri.
Manusia dan Kegelisahan
A. PENGERTIAN KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang berarti tidak
tenteram hatinya, selalu merasa khawatir,
tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal
yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya,
merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam
kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku
atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau
gerak.-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan
mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil
menundukkan kepala,
memandang jauh ke depan sambil
mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk
dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresidari
kecemasan.Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan
sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau
kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat
disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak
tecapai.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat,bahwa ada tiga
macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektit),
kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
(a). Kecemasan
obyektif
Kecemasan tentang
kenyataan adalah suatu
pengalaman perasaan sebagai
akibat pengamatan atau suatu
bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap kcadaan dalam lingkungan
seseorang yang mengancam
untuk meneelakakannya. Pengalaman
bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti
kata, bahwa seseorang mewarisi
kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan
tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan yang pernah dialami seseorang misalnya pernah
terkejut waktu diketahui dipakaiannya
ada kecoa. Keterkejutannya itu demikian hebatnya, sehingga kecoa
merupakan binatang yang mencemaskan. Seseorang
wanita yang pernah diperkosa oleh sejumlah
pria yang tidak bertanggung
jawab, sering ngeri melihat pria bila ia sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pernah memperkosanya. Kecnemasan
akibat dan kenyataan yang pemah
dialami sangat terasa
bilamana pengalaman itu mengancam eksistensi hidupnya.
Karena seseorang tidak mampu
mengatasinya waktu itu, terjadilah kemudian apa yang disebut stress. Kecemasan yang dialami oleh seorang bayi atau anak keeil dan sangat berkesan akan nampak
kembali pada waktu ia sudah
dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan
yang kejam dari ayahnya. Mungkin ia selalu ccmas bila berhadapan dengan
orang yang seusia ayahnya, tetapi ada
pula yang memberikan reaksi membalik
karena ia mendendam, maka
ia berusaha selalu untuk ganti berbuat
kejam sebagai pelampiasannya.
(b). Kecemasan
neorotis (syarat)
Kecemasan ini
timbul karena pengamatan tentang bahaya
dari naluriah. Menurut Sigmund
Freud, kecemasan ini dibagi
tiga macam, yakni :
(1) Kecemasan yang
timbul karena penyesuaian
diri dcngan lingkungan. Kecemasan
timbul karena orang
itu takut akan
bayangannya scndiri, atau
takut akan id-nya sendiri, sehingga
menekan dan menguasai
ego. Kecemasan semacam
ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira
bahwa seseuatu yang
hebat akan terjadi.
Contoh:
Didi anak
laki-laki berumur 10 tahun.
Ia duduk di kelas V SO. Pada
suatu hari ia diberitahu ayahnya,
bahwa bulan depan ayahnya
dipindahkan ke kota lain. Mereka
sekeluarga harus pindah.
Sudah tentu Didi harus ikut. Jadi
ia harus pindah sekolah di kota tempat ayahnya bertugas.
Ibu Didi nampak gelisah, karena
tinggal di tempat yang lama ia sudah
betah, berkat adanya seorang ibu yang aktif mengumpulkan dan memajukan ibu-ibu.
Lebih-Iebih Didi, karena baik di kampung maupun
di sekolah Didi banyak kawannya.
Karena itu ia takut kalau di tempat yang bam kelak ia tidak akan merasa betah.
Bila tidak ikut pindah, akan ikut siapa,
ikut pindah bagaimana di
tempat yang bam
nanti. Ia takut pada bayangannya
sendiri.
(2) Bentuk ketakutan
yang tegang dan irrasional
(phobia). Bentuk khusus
dari phobia adalah, bahwa intensitet
ketakutan melebihi proporsi
yang sebenamya dan
obyek yang ditakutkannya. Misalnya
seorang gadis takut memegang benda
yang terbuat dari karet.
Ia tidak mengetahui sebab
ketakutan tersebut, setelah
dianalisis; ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon karet oleh
ayahnya. satu untuk dia dan satu
untuk adiknya. Dalam
suatu pertengkaran ia
memecahkan balon adiknya, sehingga ia mendapat hukuman
yang keras dari
ayahnya. Hukuman yang
didapatnya dan perasaan bersalah
menjadi terhubung dengan
balon karet.
(3) Rasa takut
lain ialah rasa
gugup, gagap dan
sebagainya. Reaksi ini
munculnnya secara tiba-tiba tanpa
ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup
ini adalah perbuatan meredakan diri yang
bertujuan untuk membebaskan
seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun
ego dan superego melarangnya.
Contoh:
Seseorang yang tidak biasa menyanyi atau bicara didepan
umum, sekonyong-konyong diminta untuk
menyanyi atau berpidato. maka ia
gelisah, gemetar, dan hilang keseimbangan,
sehingga sulit berbicara atau menyanyi.
(c). kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi
seseorang.Tiap pribadi memiliki
bermacam-macam emosi antara lain:
iri, dendam, dengki, marah,
gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci,
dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan
konsep yang kurang sehat Oleh
karena itu sering alasan untuk iri, benci,
dengki itu kurang dapat
dipahami orang lain.
Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji,
bahkan mengakibatkan manusia akan merasa
khawatir, takut, cemas,
gelisah dan putus
asa. Misalnya seseorang
yang merasa dirinya kurang cantik, maka dalam pergaulannya ia terbatas
kalau tidak tersisihkan, sementara itu
ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih
dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya
menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan
moril.
B. SEBAB-SEBAB
ORANG GELISAH
Apabila kita kaji,
sebab-sebab orang gelisah
adalah karena pada
hakekatnya orang takut kehilangan
hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman
dari luar maupun dari
dalam.
Contoh:
Bila ada suatu
tanda bahaya (bahaya banjir, gunung meletus,
atau perampokan), orang tentu akan gelisah. Hal itu disebabkan karena
bahaya itu mengancam akan hilangnya
beberapa hak orang
sekaligus. misalnya hak
hidup, hak milik,
hak memperoleh perlindungan, hak
kemerdekaan hid up, dan
mungkin hak nama
baik.
c. USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
Mengatasi
kegelisahan ini pertama-tama harus
mulai dari diri kna scndiri,
yaitu kita harus bersikap
tenang. Dengan sikap
tenang kita dapat
berpikir tenang, sehingga
segala kesulitan dapat kita atasi.
Contoh
Dokter yang
menghadapi istri dan anaknya yang sedang
sakit, justru tidak dapat merasa
tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa bila
menghadapi keluarganya yang
sakit, karena ia
merasa khawatir. Dalam
hal ini dokter itu harus
bersikap seperti menghadapi
pasien yang bukan
keluarganya.
Cara lain yang mungkin juga baik untuk digunakan dalam
mengatasi kegelisahan atau
kecemasan yaitu dengan memerlukan sedikit pemikiran; pertama-tarna, kita tanyakan kepada diri kita sendiri
(introspeksi). akibat yang paling buruk
yang bagaimanakah yang akan kita
tanggung atau yang akan terjadi, mengapa
hal itu terjadi, apa penyebabnya dan
sebagainya. Apabila kita dapat menganalisa akibat yang akan ditimbulkan olch kecernasan tersebut dan
bila kita tidak dapat mengatasinya,
kita dapat mempersiapkan diri
untuk menghadapinya,karena
tidak semua pengalaman
di dunia ini
menyenangkan. Yang kedua
kita bersedia menerima
akibatnya dengan rasa
tabah dan senang
hati niscaya kecemasan tersebut
akan sima dalam jiwa kita. Dan yang ketiga, dengan bersama-sama berjalannya waktu kita
dapat mencoba untuk
memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat
timbulnya kecernasan,dengan
demikian kita akan tidak merasakan lagi adanya
rasa kecemasan / kegelisahan
dalam jiwa.
Untuk mengatasi kegelisahan yang paling
ampuh kita memasrahkan diri kepada Tuhan.Kita pasrahkan
nasib kita sepenuhnya
kepada-Nya, kita harus
percaya bahwa Tuhanlah Maha
Kuasa. Maha Pengasih, Maha penyayang dan
Maha Pengampun.
D. KETERASINGAN
Keterasingan
berasal dari kata terasing. dan
kata itu adalah dari kata dasar asing.
Kata asing berarti sendiri,
tidak dikenal orang.
sehingga kata terasing
berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan
dari yang lain.
atau terpencil. Jadi kata keterasingan
berarti hal-hal yang berkenaan
dengan tersisihkan dari pergaulan,terpencil atau terpisah
dari yang lain.
Terasing atau keterasingan
adalah bagian hidup
manusia. Sebentar atau
lama orang pemah mengalami
hidup dalarn keterasingan,
sudah tentu dengan
sebab dan kadar
yang berbeda satu sarna lain.
Yang menyebabkan
orang berada dalam keterasingan
itu ialah perilakunya yang tidak
dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang,
sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam
masyarakat.
Perilaku yang tidak
dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan
itu selalu menimbulkan keonaran
dalam masyarakat, sifatnya
bertentangan dengan atau
menyentuh nilai-nilai
kemanusiaan. Hal itu akan
merugikan harta, nama
baik, martabat, harga diri
orang lain. Karena itu orang
yang berbuat itu dibenci oleh masyarakat dan berada dalam
keterasingan. Perbuatan itu misalnya
mencuri, memperkosa, mengganggu
istri orang, menghina orang, sombong.
Keterasingan dalam
hal ini sifatnya dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat, ataupun oleh institusi yang diciptakan oleh masyarakat kepada si pelaku. Maksudnya supaya si pelaku ini tidak
merugikan orang lain lagi
atau membuat gelisah orang
lain. dan si pelaku
dapat menjadi sadar, sehingga
dapat memperbaiki perilakunya yang bertentangan dengan
nilai-nilai kemasyarakatan itu.
Kesadaran itu mungkin dapat terjadi
apabila orang itu
terasing yang membuat ia gelisah.
Keterasingan
yang dipaksakan oleh
manusia lain dalam masyarakat
misalnya, tidak simpati, tidak
mau berurusan, tidak mau mendekati,
tidak mempedulikan, memboikot, bahkan mengisolasi di pelaku.
Apabila dengan perilaku
masyarakat ini masih
tidak mempan menyadarkan si pelaku itu, maka keterasingan itu dapat
dipaksakan oleh istitusi yang diciptakan masyarakat misalnya
pengadilan.
Orang yang bersikap
angkuh, sombong. besar
kepala, tidak menghonnati
orang lain selalu akan tersisih dari pergaulan masyarakat,
karena perilaku semacam ini tidak disenangi dan dibenci
oleh masyarakat. Orang
lain akan merasa tersentuh nilai-nilai
kemanusiaannya apabila bergaul
dengan orang angkuh,
sombong. dan tidak menghonnati
orang lain. Karena itu ia dibenci orang
lain. sehingga membuat
ia dalam keterasingan.
Dalam karya sastra Abdul Muis yang
berjudul “Salah Asuhan”,
Hanafi yang berpendidikan Barat adalah tipe orang yang sombong,
angkuh, tak menghonnati orang
lain. Ia menganggap rendah
dan kolot masyarakat Minangkabau, sehingga
ia terasing karena dibenci, tak disukai oleh
masyarakat sekitarnya. Dikalangan
teman-temannya sendiri ia dibenci
dan dijauhi karena
sifatnya yang
membeda-bedakan teman-temannya. Ini terbukti
ketika ia bersama istrinya
Corrie de Busye mengadakan pesta
makan malam di rumahnya di
Jakarta. dengan mengundang teman-temannya tetapi
yang diundang hanya
ternan-ternan tamatan sekolah di
Negeri Belanda Pembedaan seperti ini tak
disenangi oleh teman-temannya. sehingga
tak seorangpun yang hadir pada malam itu. Hanafi dan Corrie
istrinya dalam keterasingan.
Kekurang yang ada
pada diri seseorang dapat juga membuat
keterasingan. Dalam hal ini
bukan masyarakat yang
membuat orang itu terasing.
melainkan dirinya sendiri
karena ketidak mampuan atau
karen a membuat kesalahan.
Ketidakmampuan atau kesalahan
ini berpengaruh pada nama
baik atau harga
diri atau martabat
orang yang bersangkutan. Ketidakmampuan disini
meliputi kekurangan ilmu
pengetahuan yang dimiliki
ataupun ketidakmampuan fisiko
Kurang ilmu pengetahuan ini disebabkan taraf pendidikannya yang belurn
sampai pada taraf tertentu yang dihadapinya sekarang.
Dengan demikian orang
yang bersangkutan tidak
japat menyesuaikan diri
dengan masyarakat ilmiah
yang dihadapinya Karena itu ia merasa
gelisah, terasing.
Kesalahan yang
dibuat seseorang juga
dapat membuat orang itu dalam
keterasingan, dan karena itu ia merasa
gelisah.
E. KESEPIAN
Kesepian berasal
dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang. tidak berteman. Setiap
orang pemah mengalami kesepian, karena kesepian
bagian hidup manusia,
lama rasa sepi itu bergantung kepada
mental orang dan kasus
penyebabnya.
Sebab-sebab
terjadinya kesepian
Bermacam-macam penyebab teIjadinya kespian. Frustasi dapat
mengakibatkan kesepian. Dalam hal seperti
itu orang tidak mau
diganggu, ia lebih senang dalam
keadaan sepi, tidak suka bergaul,
dan sebagainya. la lebih
senang hidup sendiri.
Contoh
Pangeran Sidharta
meninggalkan istana, tempat kemewahan, keramaian dan ketidakpastian. Karena
frustasi menyaksikan
kontradiksi keadaan istana dengan
keadaan luar istana yang penuh
penderitaan, maka ia meninggalkan istana pergi ke tempat yang
sepi, mencari hakekat hidup.
Bila kita
perhatikan sepintas lalu
keterasingan dan kesepian
itu serupa tetapi
tidak sarna, namun ada hubungannya. Beda antara keduanya
hanya terletak pada sebab akibat.
Jadi kesepian itu
akibat dari keterasingan.
Keterasingan akibat sikap
sombong. angkuh, kaku, keras kepala,
sehingga dijauhi ternan-ternan sepergaulan. Karena ternan-ternan menjauhi, maka
orang yang bersikap sombong itu hidup terasing. terpencil dari keramaian hidup
sehingga kesepian.
Orang yang frustasi itu bersikap rendah diri, sengaja
menjauhi pergaulan ramai, kebalikan dengan
orang yang bersikap
sombong. Orang yang
bersikap rendah diri,
pemalu, minder. merasa dirinya kurang berharga dibanding orang lain. maka orang itu
lebih suka menyendiri. Karena
menyendiri itu akibatnya
kesepian.
F. KETIDAKPASTIAN
Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya
tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang
jelas. Ketidak pastian
artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan,
tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul
yangjelas. ltu semua adalah akibat
pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian disebabkan
oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Ketidakpastian
tentang lulus atau
tidak dalam ujian
sarjana yang sudah lama ditunggu-tunggu
membuat orang gelisah.lulus atau tidak lulus ujian sarjana akan
menentukan status atau karir seseorang
dalam hidupnya.
Ketidakpastian ini akan
merugikan. karena status dari
karir itu terancam.Karena ketidakpastian itu status
yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi hilang,
berhubung ada orang lain yang lebih dulu memenuhinya.
G. SEBAB-SEBAB TERJADI KETIDAKPASTIAN
Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir
secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam berpikir manusia selalu
menerima rangsang-rangsang lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh
rangsang-rangsang barn. Kalau toh ia dapat berpikir baik akan memakan waktu
yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan tanda-tandaobsesi, phobia,
delusi, gerakan-gerakan gemetar,kehilangan pengertian,kehilangan kemampuan
untuk menangkap sesuatu.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah
:
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran
atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak
menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu
berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contoh:
Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat terpikir
olehnya ada kawannya yang ingin menjatuhkannya. Pikiran itu tidak hilang,
tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi.
2. Phobia
lalah rasa ketakutan yang tak terkendali,tidak normal,
kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
3. Kompulasi
lalah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah
dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang
serupa berkali-kali.
Contoh:
a.Keinginan untuk mengambil barang (mencuri), padahal
barang itu tak bermanfaat baginya, dan andaikan ingin membeli, mampu juga dia
(kleptomania)
b.Keinginan minum minuman keras. Orang itu bukan pemabuk,
tetapi bila dilanda pikiran atau perasaan kecewa keinginan minumnya tak dapat
dibendung.
4. Histeria
lalah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental,
kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu
menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.
Contoh:
Ketika Ibu Bakri sedang melayani anaknya makan, datang
orang-orang mengetuk pintu, mengucap salam. OIjawabnya dan keluarlah ia. Di
luar, kagetlah ia melihat orang banyak
mengusung jenazah yang ditutupi kain. Ibu itu langsung bertanya
siapa itu ? .. itu kan
bukan Kang Bakri
!” semua orang yang
ditanya diam. Akhimya
dia berteriak histeris lalu pingsan
(film orang-orang laut)
5. Delusi
Menunjukkan
pikiran yang tidak
beres, karena berdasarkan
suatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak
ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ini ada tiga macam, yaitu
:
a. Delusi
persekusi : menganggap keadaan
sekitamya jelek. Seseorang
yang mengalami delusi persekusi
tidak mau mengenal tetangga
kiri kanan karena menganggap
jelek.
b. Delusi
keagungan : menganggap dirinya
orang penting dan
besar. Orang seperti
itu biasanya gila honnat Menganggap
orang-orang disekitamya sebagai
orang-orang tidak penting. Akhimya
semua orang menjauhi
juga.
c. Delusi melancholis
: merasa dirinya bersalah,
hina, dan berdosa.
Hal ini dapat mengakibatkan buyuten atau
dikenal dengan nama delirium trements, hilangnya kesadaran dan menyebabkan
otot-otot tak terkuasa lagi.
Contoh:
Pak Joyo orang
kampung pada suatu hari dipanggil ke
pengadilan untuk diminta
kesaksiannya. Tetapi karena takutnya, ia gemetar, keringat dingin
mengucur, ditanya ini itu
tak bisa menjawab, mulutnya
gemetar. Akhimya jaksa
tak memperoleh kesaksian
apa-apa darinya.
6. Halusinasi.
Khayalan yang
terjadi tanpa rangsangan
pancaindera. Dengan sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi
buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius.
Kadang-kadang karena halusinai orang
merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan dasarnya, sehingga dengan timbulnya
halusinasi dorongan-dorongan itu
menemukan sasarannya. Ini nampak
dalam perbuatan perbuatan
penderita. ( penderita
itu dapat menyadari perbuatan
itu, tetapi tidak dapat menahan
rangsang khayalan sendiri)
7. Keadaan Emosi
Dalam keadaan
tenentu seseorang sangat
berpengaruh oleh emosinya.
lni nampak pada keseluruhan pribadinya:
gangguan pada nafsu makan,
pusing-pusing, muka merah, nadi cepat,
keringat, tekanan darah
tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau
terlalu gembira dengan gerakan
lari-larian, nyanyian, ketawa
atau berbicara. Sikap ini dapat
pula berupa kesedihan menekan,
tidak bemafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau
berbicara, diam seribu bahasa,
tennenung, menyendiri.
Contoh:
Dalam liburan, seperti biasa Samsulbahri pulang ke kampungnya,dan biasa pula setiap
pulangnya Samsul bennain ke rumah Nurbaya, bekas pacamya. Kedatangan Samsul di rumah Nurbaya ialah untuk mengulang
cintanya. Pada saat itu terketahuilah Samsulbahri oleh Datuk
Maringgih, suami Nurbaya.
Melihat itu Samsul bahkan menghamtam
si tua bangka itu. Siti Nurbaya
menjerit histeris. Jeritan itu
terdengar oleh ayah Nurbaya; ayah Nurbaya
keluar melihat kejadian
itu gemetar, jatuh
terus meninggal ( Siti Nurbaya, Marah Rusli )
H. USAHA-USAHA
PENYEMBUHAN KETIDAKPASTIAN
Orang yang tidak
dapat berpikir dengan
baik, atau kacau pikirannya ada
bermacam-macam penyebabnya.Untuk dapat
menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Andai kata
penyebab sudah diketahui,
kemungkinan juga tidak
dapat sembuh. Bila hal itu
terjadi, maka jalan yang paling baik
bagi penderita ialah diajak atau pergi
sendiri ke psikolog.
Bila penyebabnya
itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang
yang dirindukan. Phobia atau jenis
takut bisa dilatih dari sedikit,
sehingga tidak takut lagi. Orang takut ular, takut ulat yang berbulu,
dapat disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda tersebut.
Orang yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami
musibah, baru berkurang kesombongannya,
tetapi mungkin tidak.
Andai kata mereka sadar,
kesembuhan itu adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan masyarakat sekitamya dan
dirinya sendiri.
Manusia dan Harapan
A. PENGERTIAN HARAPAN
Setiap manusia mempunyai
harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam
bidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa
pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman,
lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing.
Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai
harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang bcrlebihan
tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa
“Si pungguk merindukan bulan”
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha
orang yang mempunyai harapan, misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian
yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pemah hadir kuliah. Ia
menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A, lulus pun
mungkin tidak.
Harapan harus berdasarkan
kepercayaan, baik
kepercayaan pada diri sendiri, maupun
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha
dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal
dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga
harapan berarti sesuatu yang
diinginkan dapat terjadi, Dengan
demikian harapan menyangkut masa depan.
Dari kedua contoh
itu terlihat, apa yang
diharapkan Budi dan
Hadir ialah teljadinya buah keinginan.
karena itu mereka bekerja
keras. Budi belajar
tanpa mengenal waktu
dan Hadir bekerja tanpa mengenallelah.
Semuanya itu dengan suatu keyakinan
demi terwujudnya apa yang diharapkan. Jadi untuk mewujudkan harapan
itu harus disertai dengan usaha
yang sesuai dengan apa
yang diharapkan BHa dibandingkan dengan
cita-cita , maka harapan mengandung pengertian
tidak terlalu muluk: sedangkan
eita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang.
APA SEBAB MANUSIA
MEMPUNYAI HARAPAN ?
Menurut
kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung
disambut dalam suatu pergaulan hidup. yakni di tengah suatu keluarga atau
anggota masyarakat lainnya. Tidak ada
satu manusiapun yang
luput dari pergaulan
hidup. Ditengah-tengah manusia
lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani
maupun mental! spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia
lain. yakni dorongan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat
Kodrat ialah keadaan
atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam
diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.Misalnya menangis,
bergembira, berpikir, berjalan,
berkata, mempunyai keturunan dan scbagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat
menyebabkan manusia mempunyai
keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira
dan sebagainya. Seperti halnya
orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga
mengharapkan agar penonton tertawa
terbahak-bahak. Apabila penonton
tidak tertawa, harapan
kedua belah pihak
gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat juga terdapat
pada binatang dan
tumbuh-tumbuhan, karena
binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat
binatang. walau bagaimanapun juga
besar sekali perbedaannya. Perbedaan
antara kedua mahluk itu,
ialah bahwa manusia
memiliki budi dan
kehendak, Budi ialah
akal, kemampuan untuk
memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat
dipisahkan, sebab bila orang akan
memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan
budinya manusia dapat mengetahui
mana yang baik dan mana yang buruk,
mana yang benar dan mana yang salah,
dan dengan kehendaknya
manusia dapat memilih.
Dalam diri manusia
masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup
berrnasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan kodrat
ini, maka manusia mempunyai
harapan.
Dorongan
kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup
itu pada garis
besarnya dapat dibedakan menjadi kebutuhan
jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmaniah
misalnya : makan, minum.
pakaian, rumah. (sandang,
pangan. dan papan). ketenangan,
hiburan, dan keberhasilan.
Untuk memenuhi semua
kebutuhan itu manusia bekerja
sama dengan manusia
lain. Hal ini disebabkan. kemampuan
manusia sangat terbatas, baik
kemampuan fisik/jasmaniah
maupun kemampuan berpikirnya.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup
itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah
keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut
Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan
manusia atau kebutuhan
manusia itu ialah :
a)
kelangsungan hidup (survival)
b) keamanan ( safety)
c) hak dan
kewajiban mencintai dan
dicintai (beloving and love)
d) diakui lingkungan
(status)
e)
perwujudan cita-cita (self
actualization)
Kelangsungan
hidup (survival)
Untuk melangsungkan
hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan dan papan(tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan
hidup ini terlihat sejak
bayi lahir.
Setiap bayi begitu
lahir di bumi
menangis; ia telah mengharapkan
diberi makan/ minum. Kebutuhan
akan makan/minum ini terus
berkembang sesuai dengan
perkembangan hidup manusia
Sandang,
semula hanya berupa
perlindungan/keamanan, untuk melindungi
dirinya dari cuaca. Tetapi
dalam perkembangan hidupnya,
sandang tidak hanya
sebagai perlindungan
kemanan, tetapi lebih
cendenmg kepada kebutuhan
lain.
Papan yang dimaksud
adalah tempat tinggal
atau rumah. Rumah
kebutuhan primer manusia, karena
rumah itu sebagai tempat berlindung, dari panas,
gelap, dan sebagainya.
Untuk
mencukupi kebutuhan pangan,
sandang, dan papan
itu, maka manusia sejak kecil
telah mulai belajar.
Dengan pengetahuan yang
tinggi harapan memperolleh
pangan, sandang, dan papan yang layak
akan terpenuhi. Atau tiap
manusia perlu kerja keras dengan harapan apa
yang diinginkan : pangan,
sandang dan papan yang
layak terpenuhi.
Keamanan
Setiap orang membutuhkan
keamanan.Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu
lahir, dengan suara tangis, itu
pertanda minta perlindungan. Setelah
agak besar, setiap anak menangis
dia akan diam setelah
dipeluk oleh ibunya.
Setelah bertambah besar ia ingin
dilindungi. Rasa aman
tidak harus diwujudkan dengan
perlindungan yang nampak, secara
moral pun orang lain dapat memberi rasa
aman. Dalam hal ini agama sering merupakan cara memperoleh kemanan
moril bagi pemiliknya. Walaupun secara fisik keadaannya dalam
bahaya, keyakinan bahwa Tuhan
memberikan perlindungan berarti sudah memberikan keamanan
yang diharapkan.
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan
manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban.Karenaitu tidakjarang
anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny
masih keeil saja, semua diatur!” ltu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan
kewajibannya.
Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah
dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan
mencintai.Pada saat seperti ini remaja banyak mengkhayal. Ia telah sadar
akankeberadaannya.Pada usia itu, biasanya terjadi konflik batin pada dirinya
dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang
tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.
Status
Setiap manusia membutuhkanstatus. Siapa, untuk apa,
mengapa manusia hidup. Dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini
anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”, Dari bagian lirik itu kita dapat
mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di bwni ini tentu akan bertanya tentang statusnya.
Status keberadaannya. Status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan
status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa
dia Harga diri orang antara lain melekat pada status orang.itu. Misalnya ada
anak haram, biarpun anak haram itu tingkah lakunya baik dan tidak berdosa sebab
yang berdosa orang tuanya, namun masyarakat tetap memberikan cap yang negatif.
Bahkan ada orang yang berpendapat jangan memberi makan/pertolongan kepada anak
jadah (haram). Alangkah kejamnya manusia itu dengan adanya harapan untuk
memperoleh status ini berarti orang menguasai hak milik nama baik, ingin
berprestasi, ingin mengingkatkan harga diri, dan sebagainya
Perwujudan
cita-cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai
dengan keahliannya atau kepangakatannya
atau profesinya. Pada saar itu
manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau
diakui kehebatannya.
KEPERCA YAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya. Artinya mengakui
atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan
dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada ucapan yang sering kita
dengar ia tidak percaya pada diri sendiri saya tidak percaya ia berbuat seperti
itu atau berita itu kurang dapat dipercaya. Bagaimana juga kita harus percaya
kepada pemerintah kita harus percaya akan nasehat-nasehat kyai itu, karena
nasehat-nasehat itu diambil dari ajaran Al-Quran.
Dengan contoh berbagai kalimat yang sering kita dengan dalam
ucapan sehari-hari itu, maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu
adalah kebenaran.
Ada jenis
pengetahuan yang dimiliki
seseorang. bukan karena merupakan
hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain.
Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena
orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya.
melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan
yang diterima dari orang lain atas kewibawaann yaitu disebut kepercayaan.
Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai
pengetahuan itu makin besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap
diwahyukan artinya diberitahukan oleh
Tuhan – langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi
kebenaran itu ada yang melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan
keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri
menimbulkan juga hak bcr agama menurut keyakinan.
Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan
menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya ialah keyakinan
masing-masing.
Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap
orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia
merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.
Dalam tingkah laku,ucapan,perbuatan manusia selalu
berhati-hati agar mereka tidak mcnyimpang dan kebenaran.Manusia sadar, bahwa
ketidakbenaran dalam bertindak , berucap maupun bertindak dapat mencemarkan
atau menjatuhkan namanya, seperti peribahasa yang mengatakan, “sekali lancung
ke ujian, selama hidup orang tak percaya”, karena itu, wajadah kalau
ketidakbenaran dapat berakibat kegelisahan, ketidakpastian, dan kedukaan.
Dalam agama Budha ada ajaran yang dinamakan “jalan
utama delapan ruang”. Yang isinya, agar setiap pemeluknya memiliki pandangan yang benar, perbuatan yang benar,
mata percaharian yang benar,
permatian yang benar, dan
konsentrasi yang benar.
Tujuan ajaran itu
agar pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahan,dan ketidakpastian.
Ajaran
kebenaran itu juga kita temui
dalam agama-agama lain.
Jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran atau benar
merupakan kunci kebahagiaan manusia. Itulah sebabnya
manusia selalu berusaha mencari
mempertahankan, mernperjuangkan kebenaran. Dr.Yuyun Suriasumantri
dalam bukunya “filsafat IImu, sebuah pengantar Populer
ada tiga teori kebenaran sebagai
berikut :
1) Teori koherensi
atau konsistensi
Yaitu suatu pemyataan dianggap benar bila pemyataan itu
bersifat koherensi atau konsisten dengan
pemyataan-pemyataan
sebelumnya yang dianggap
benar.
Contoh :
setiap manusia akan mati.
Paul Manusia. Paul
akan mati
2) Teori korespondensi
Suatu teori yang
menjalankan bahwa suatu pemyataan benar
bila materi pengetahuan yang dikandung pemyataan
itu berkorenponden(berhubungan)
dengan obyek yang dituju oleh
pernyataan tersebut.
Contoh :
Jakarta itu ibukota republik
Indonesia
3) Teori pragrnatis
Kebenaran suatu
pemyataan diukur dengan kriteria
apakah pemyataan tersebut
bersifat fungsional dalam kehidupan
praktis.
Dalam berbagai jenis
kebenaran tersebut yang selalu
diusahakan dan dijaga
ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat, berucap, berupaya, dan
berpendapat, Sebab ketidakbenaran dalam
hal-hal itu akan
langsung mencemarkan atau
menjatuhkan nama baiknya,
sehingga orang tidak mempercayainya lagi.
BERBAGAI
KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA
Dasar kepercayaan
adalah kebenaran. Sumber kebenaran
adalah manusia. Kepercayaan itu dapat
dibedakan atas :
Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada
diri sendiri itu ditanarnkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya
pada Tuhan Yang Maha Esa, Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya
mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
Kepercayaan
kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada
saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu
sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata
hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya
karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu harus dipenuhi,
meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang
lain.
Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandanganteokratis menurut etika, filsafat
tingkah laku karya Prof.Ir.Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan
langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah
pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban
kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai
kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan).
Pandangan demokratis mengatakanbahwa kedaulatan adalah
dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu
menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai
seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara
sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara
demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah
negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban
(negara diktator)
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis
ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber
kebenaran. Karcna itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya
kepada negara/pemerintah.
Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting,
karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tctapi diciptakan oleh
Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran.
Kepercayaanitu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan
rasa manusia dcngan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila
umat itu tidak mcmpunyai kepercayaan kcpada Tuhannya, sebab tidak ada tali
penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari
padanya, manusia harus percaya kcpada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu
menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi
yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan konsekoensinya tiap-tiap umat
beragama dalam melakukan pemujaan kcpada zat tersebut.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu
bergantung kepada pribadi
kondisi, situasi, dan lingkungan.
Usaha itu antara lain :
a)
meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan
ibadah
b)
meningkatkan pengabdian kita kepada
masyarakat
c)
meningkatkan kecintaan kita
kepada sesama manusia
dengan jalan suka
menolong. dermawan, dan sebagainya
d) mengurangi nafsu
mengumpulkan harta yang
berlebihan
e) menekan perasaan
negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya
DAFTAR PUSTAKA :
Ali, M. Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. PT RajaGrafindo Persada : Jakarta.
Hartono, Drs., dkk., ILMU BUDAYA DASAR: Untuk Pegangan Mahasiswa, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1991.
Suyadi M.P. Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Depdikbud U.T. 1984-1985.
Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Nama : Arisky Sistita Berliana
Npm : 11119043
Kelas : 1ka04
Nama : Arisky Sistita Berliana
Npm : 11119043
Kelas : 1ka04
Comments
Post a Comment